Jumat, 18 Maret 2011

Menembus REALITAS : " SANG DIRI MUTLAK”

ALAM SEMESTA adalah bentuk-bentuk semata, GERAK adalah aktivitas, HIDUP adalah SIFAT. Lebih Esoterik lagi : ALAM SEMESTA adalah bentuk atau topeng dari OKNUM atau DIRI, GERAK adalah aktivitas atau kerja dari OKNUM atau DIRI, dan HIDUP adalah SIFAT dari OKNUM.
ALAM SEMESTA adalah aktualisasi dari SANG OKNUM atau SANG DIRI agar dikenal. Semua GERAK adalah kerja SANG DIRI ini, semua HIDUP adalah SIFAT atau HIDUP dari SANG DIRI ini.
ALAM SEMESTA adalah bentuk KUASA SANG DIRI, semua kejadian terjadi karena KEHENDAK SANG DIRI, segala keteraturan/ ketertiban adalah berkat KECERDASAN/ KESADARAN SANG DIRI.
KUASA, KEHENDAK dan KESADARAN adalah HIDUP-NYA SANG DIRI dan muncul, timbul karena "ADA”-NYA SANG DIRI.
Disini adalah sesuatu YANG PASTI dan MUTLAK bahwa ADA-NYA SANG DIRI adalah keharusan MUTLAK.
Untuk menembus Esoterisme Eksistensi mari kita masuk lebih dalam lagi, dengan merubah paradigma atau cara pandang kita. Dengan cara pandang eksoterik yang tampak dan kita saksikan adalah keberagaman, perbedaan-perbedaan dan kejamakan. Bila Anda ubah cara pandang Anda, dengan melihat secara esoterik : Anda akan menyaksikan apa yang sama sekali berbeda dengan apa yang Anda saksikan selama ini, bukankah :

• ALAM SEMESTA adalah bentuk KUASA-SANG DIRI
• Segala kejadian terjadi karena KEHENDAK-SANG DIRI
• Tertib/ teraturnya ALAM SEMESTA berkat KESADARAN/ KECERDASAN-SANG DIRI
• Segala GERAK adalah AKTIVITAS/ PERBUATAN/ KERJA-SANG DIRI dan
• HIDUP adalah SIFAT HAKIKI-SANG DIRI.
Dengan penuh kesadaran terdalam, segala yang kita saksikan dengan mata dan hendaklah ditanggapi dengan pandangan terdalam bahwa :
• Segala eksistensi eksoterik (ALAM SEMESTA) hanyalah KUASA, KEHENDAK, KESADARAN dari :
SANG DIRI
• Segala GERAK adalah PERBUATAN dari :
SANG DIRI
• Segala HIDUP adalah HIDUP dari :
SANG DIRI
Dengan cara pandang esoterik semacam ini kita akan sadar bahwa segala yang kita saksikan eksist (wujud) selama ini bukanlah eksistensi yang sejati, melainkan eksistensi semu. Semua eksistensi tidak lain adalah bentuk "runtuh simetri spontan” dari Eksistensi SANG DIRI.
"Sesungguhnya Siapakah SANG DIRI –REALITAS MUTLAK ini ?”
Membahas tentang SANG DIRI ada beberapa hal yang dapat kita teoremakan berkenaan dengan-NYA :
Teorema pertama, bahwa : sebelum ada apa-apa atau ketika KOSONG - SANG DIRI sudah ADA terlebih dahulu, tidak ada yang lebih dahulu dari SANG DIRI. DIA-lah YANG AWAL dan tiada berpangkal. Berarti Sang DIRI itu Maha Awal. Without Beginning.
Teorema kedua, bahwa : kondisi sebelum ada apa-apa atau kosong, suatu keadaan yang dapat kita simbolkan dengan numerik O atau NOL. Keadaan tersebut jika dibandingkan dengan apapun yang eksist (maujud) sekarang ini (ALAM SEMESTA) pasti akan menghasilkan sesuatu yang Tidak Dapat Didefinisikan. Penjelasan matematisnya adalah bahwa : "Jika segala sesuatu yang eksist (maujud) sekarang ini (ALAM SEMESTA) kita notasikan dengan X kemudian kita bandingkan/ nisbahkan dengan keadaan Awal dimana Tidak Ada apa-apa atau KOSONG (yang Ada hanya SANG DIRI saja) yang diwakili oleh angka O. Maka, secara operasi aljabar dapat kita nyatakan statement matematisnya sebagai :
X : O = ?
Dan sudah pasti operasi matematis ini akan menghasilkan dengan apa yang dikenal dalam matematika dengan pengertian :
Tidak Terdefinisikan dalam bahasa Jawa disebut dengan "Tan Keno Kinoyo Ngopo”.

Memahami hasil perbandingan antara segala sesuatu dengan O, adalah analog yang tepat untuk memahami Esensi/ Keadaan SANG DIRI yang Tidak Terdefinisikan atau Tan Keno Kinoyo Ngopo. Konklusinya, adalah mustahil untuk mengetahui Keadaan SANG DIRI, karena DIA : Lebih Tidak Terdefinisikan dari Keadaan awal kosmos sekalipun. SANG DIRI adalah Maha Tidak Terdefinisikan. Dan, kalau ditanya SIAPA atau APA-kah sebenarnya SANG DIRI itu ? maka jawaban yang paling jujur, objektif dan benar adalah : ENTAHlah.
Kita semua tidak mungkin mampu mengerti tentang ESENSI atau DZAT dari SANG DIRI. Karena SANG DIRI adalah bukan sesuatu yang bisa diperkirakan oleh akal atau yang bisa dipandang oleh hati apalagi dikenali dengan indra-indra kita. Bahkan SANG DIRI sebenarnya bukanlah sesuatu yang dapat dikenali atau yang pernah dikenali, karena memang : "Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia”
Teorema ketiga, bila kita berbicara tentang Dimensi dari SANG DIRI, seperti yang telah kita bahas di muka bahwa sudah pasti Dimensi SANG DIRI melebihi Dimensi ALAM SEMESTA yang Takterhingga. Berarti SANG DIRI adalah Maha Tak Terhingga.
Teorema keempat, SANG DIRI itu eksist atau ADA dengan sendiri-NYA, bukan karena yang lain. Sedangkan eksistensi yang lain hadir karena eksistensi atau ADA-NYA SANG DIRI. Artinya segala sesuatu yang lain (bukan SANG DIRI) tidak akan ada jika Sang DIRI tidak berkehendak untuk mengadakan. Ini berarti segala yang diadakan (ALAM SEMESTA) ini eksist karena Eksistensi atau WUJUD SANG DIRI. Dari sudut pandang esoterik ini, kita dapat mendalilkan bahwa : Pada hakikatnya ALAM SEMESTA tidak ada atau khayal (kosong) dan merupakan persepsi belaka, jika di bandingkan dengan nyatanya Eksistensi atau WUJUD SANG DIRI.
Bukankah segala sesuatu (X) : apapun bentuknya dan berapapun besarnya jika dibandingkan (dibagi) dengan Tak Terhingga sama dengan O. Berapapun besar Eksistensi ALAM SEMESTA ini jika dibandingkan (dibagi) dengan Eksistensi Sang DIRI YANG MAHA TAK TERHINGGA sudah pasti hasilnya adalah O.
Teorema kelima, SANG DIRI itu kekal ADA-NYA artinya Eksistensi dan Esensi-NYA, dahulu-sekarang-kelak adalah TETAP DEMIKIAN tidak pernah dan tidak akan berubah. Semua selain SANG DIRI selalu berGERAK berarti selalu berubah-tidak kekal ada-nya, tidak demikian dengan SANG Diri, DIA Tidak pernah dan Tidak akan mengalami perubahan : SANG DIRI adalah KEKAL.
Teorema keenam, segala sesuatu hanyalah bentuk Kekuasaan dari SANG DIRI, segala sesuatu diliputi oleh GERAK dan HIDUP SANG DIRI oleh karena itu pada hakikatnya : "Segala sesuatu itu diliputi oleh SANG DIRI – Dia meliputi segala ruang, segala waktu dan segala yang bukan ruang dan bukan waktu”. Sebagai gambaran saja, SANG DIRI meliputi segala sesuatu seperti bilangan 0 meliputi segala bilangan, dimana 0 juga mengandung 0, bukankah 0 = 0 + 0. 1 juga mengandung 0, bukankah 1 = 1 + 0. Bilangan N selalu mengandung 0, bukankah setiap N = N + 0. Demikian juga dengan Tak terhingga juga pasti mengandung 0, karena : Tak Terhingga = Tak Terhingga + 0. Jika Sang Diri atau SANG AKU kita simbolisasikan dengan 0 dan segala sesuatu direpresentasikan sebagai N. Maka statement yang dapat kita tuliskan disini adalah bahwa : "SANG DIRI meliputi segala sesuatu sebagaimana SANG NOL meliputi Semua Bilangan”.


"SANG DIRI adalah DZAT dari semua Realitas. Dan DZAT itu adalah SATU Tak Terpisahkan dengan SIFAT-NYA, HIDUP-NYA, PERBUATAN-NYA serta DAMPAK PERBUATAN-NYA. Sehingga Diri kita, ALAM SEMESTA, HIDUP pada Hakikat-NYA adalah SATU dengan DZAT".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar