Cahaya Illahi yang Menyinari Hati
oleh Handoko Al Faqir pada 12 Maret 2011 jam 15:48
Cahaya Illahi yang Menyinari Hati
oleh Handoko Al Faqir pada 12 Maret 2011 jam 15:48
Seorang hamba yang shaleh hendaklah mampu menghindari pengaruh nafsu yang akan menutup hati manusia dari cahaya Ilahi. Seperti dikatakan oleh Syaikh Ahmad Ataillah:
“Kadang-kadang datang kepadamu berbagai cahaya Ilahi, akan tetapi cahaya-cahaya Allah menemukan hatimu penuh dengan masalah duniawi, lalu kembalilah ke tempatdari mana ia turun. Hendaklah engkaou kosongkan hatimu dari segala sesuatu selain Allah, tentu Allah akan memenuhi kehendakmu dengan makrifat dan kerahasiaan-Nya.”
Cahaya-cahaya Ilahiyah yang masuk kedalam hati, adakalanya tidak menemukan tempat yang sesuai dengan kedudukannya. Karena begitu banyak perkara duniawi yang berkecamuk dan meliputi seluruh permukaan hati manusia. Ketika cahaya Allah itu memasuki hati yang telah dikotori oleh masalah hidup itu, terpaksa Nurullah itu kembali kepada Pemiliknya.
Jelas bahwa kebaikan tu tidak dapat menerima keburukan, karena kedua hal ini adalah ufuk yang tidak mungkin dipertemukan. Oleh karena itu seorang hamba Allah yang menghendaki nurullah itu masuk dalam hatinya, hendaklah ia bersihkan hatinya dari kotoran yang melekat didalamnya. Kalbu kita seharusnya tetap dalam kesucian, barulah nurullah itu masuk dan bersemi dengan utuh di dalam hati sanubari kita.
Mustahil nurullah itu akan bertahta dalam hati manusia, padahal bahwa nafsu dan syahwat keduniawian masih memenuhi lubuk hati kita.
Hati manusia pada dasarnya bersih dan suci. Ketika mansuioa lahir kedunia ia telah dihiasi oleh Allah dengan kalbu Sakinah yang dikokohkan oleh nafsu Muthmainnah.
Nurullah adalah cahaya Ilahi yang ada di ala mini yang memancar secara lahir dan secara batin. Pancaran lahiriah ditebarkan kepada alam semesta, sehingga seluruh makhluk didalamnya (tumbuhan, hewan, dan benda-benda lainnya, terutama manusia) mendapat cahaya Ilahi itu dengan merata. Pancaran nurullah itu berada pada maujud ciptaan-Nya yang menjelma pada benda-benda langit. Pancaran benda-benda langit sebagai ciptaan Allah, seperti matahari, bulan dan bintang memberi kehidupan bagi makhluk dan benda-benda bumi. Tanpa sinar matahari tidak ada kehidupan. Bumi kita akan mati dan menjadi tidak berarti. Demikian juga hati nurani kita akan gersang dan mati, tanpa matahari ruhani atau sinar Ilahiyah yang bersifat batin.
Cahaya lahir dari Allah untuk keperluan jagat raya ini, dan cahaya batin, adalah untuk hati dan jiwa manusia. Cahaya batin membentuk kesucian ruh untuk menghadapi godaan setan dan pengaruh hawa nafsu maksiat.
Allah SWT berfirman dalam surat Az-Zumar ayat 69, “Dan memancarlah cahaya bumi dengan nur Tuhannya.” Dalam surat An-Nur ayat 22, dijelaskan, “Adapun orang yang telah Allah biuka dadanya dengan Islam, maka ia telah mendaatkan cahaya dari Tuhannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar